Aturan TV Untuk Kami

Terinspirasi dari twitnya mba Pitaloka yang gemes sama stasiun TV yang entah kenapa sering menyiarkan film anak-anak saat maghrib, Rhein jadi teringat sesuatu. Begini ceritanya... *halaaahh*

Konon, film anak-anak yang diputar setiap hari menjelang maghrib itu udah ada dari zaman dahulu kala. Dosen mata kuliah Creativity pernah cerita, bahkan di zaman beliau kecil, saat masih TVRI, itu film anak-anak selalu kepotong adzan maghrib. Zaman Rhein kecil juga begitu. Entah mengapa stasiun TV sampai sekarang pun masih menggunakan formula sama, bahwa program untuk anak-anak itu jadwalnya dari sore hingga maghrib. Bagi keluarga muslim, hal ini berdampak pada sulitnya orang tua menyuruh anak-anaknya shalat maghrib karena ya-namanya-juga-anak lebih tertarik sama film kartun/anak yang diputar daripada shalat berjamaah dan mengaji. Daripada protes sama stasiun TV yang kemungkinan besar nggak ditanggapi, sepertinya ortu Rhein lebih mencari trik untuk mendisiplinkan anak-anaknya. 
pic taken from http://www.pediatricbehavior.com/Articles/EffectsTVViolence.htm
Ceritanya, sampai sekarang Rhein dan adik-adik bisa dibilang nggak kecanduan nonton TV sama sekali. Hal ini pengaruh dari didikan ortu zaman kami kecil dulu. First, ortu jarang banget nonton TV terutama di hari kerja. Kalau pun TV nyala, seringnya nonton berita atau pertandingan olahraga. Ortu juga lebih sering ngajak main, nyanyi, menggambar, atau membuat prakarya apa lah saat kumpul keluarga daripada nonton TV. Hal ini menjadi pengalih perhatian bagi kami yang masih anak-anak untuk lebih sering melakukan aktivitas main daripada nonton TV.

Kedua, sejak Rhein masuk sekolah dan pasti mulai bandel-bandelnya, ortu sudah memberi peraturan, 1. Tidak boleh nonton TV setelah adzan maghrib. 2. Tidak boleh nonton TV malam hari kecuali libur. Yang mana jadwal Rhein dulu adalah pagi-siang sekolah, dilanjut bobo siang, sore mengaji, lalu yasudahlah sedikit sekali kesempatan nonton TV di sore hari. Oh ya, dua peraturan itu saklek sekali dan jangan coba-coba melanggar. Rhein dan adik-adik pun menurut saja... Why? Karena ortu memberi pengertian bahwa belajar lebih penting daripada nonton TV, bahwa acara TV malam hari banyak yang tidak bagus untuk anak-anak. Malam hari lebih baik belajar, supaya pinter, dapat ranking, dan kami bisa meminta hadiah apa pun selama bisa ranking. Selain itu, ortu juga memfasilitasi dengan beragam buku dan majalah untuk Rhein baca. Atau minimal Ibu akan mendongeng sebelum kami tidur.

Ketiga, konsistensi. Peraturan masalah TV itu berlaku untuk semua anggota di rumah. Ortu dan pengasuh nggak nonton TV di waktu-waktu yang sudah ditetapkan. Terkadang orang tua kesulitan melarang anaknya nonton TV karena ya TV tetap menyala saat waktu anak-anak belajar, istirahat, atau ibadah. Rhein pernah datang ke sebuah keluarga yang TV menyala hampir 24 jam!

Kemudian ketika malam minggu dan hari minggu, Rhein diperbolehkan nonton TV sepuasnya tanpa diganggu. Waktu bebas! Dengan aturan jelas beserta pengertian yang diberikan, Rhein dan adik-adik pun menurut dan relatif jarang melanggar. Nggak hanya masalah TV yang dapet peraturan ketat, tapi juga jenis tontonan. Kami dilarang nonton yang mengandung 17+ baik itu seksualitas, kekerasan, sadisme, psikopat, dll. Jadi kalau dulu masih zaman sewa CD, itu pasti diseleksi dulu sama ortu. Nggak boleh nonton sembarangan. Hahaha...
Semua peraturan ini berlaku sampai Rhein dan adik-adik SMA.
Strict? Here's the result, setelah dewasa Rhein merasakan manfaatnya banget. Kami nggak ketergantungan dengan TV, lebih suka baca buku atau nonton di laptop yang lebih fleksibel bisa ditinggal sehingga tidak mengganggu aktivitas lain. Tapi kan kalau nggak nonton TV jadi nggak gaul, nggak bisa gosipan sama temen-temen sekelas? But hey, kami tumbuh jadi anak-anak pinter, lho. Ini mulai deh sombongnya, yah... Hahaha..

Mungkin untuk para orang tua, bisa dimulai ya disiplin dan konsistensinya kayak orang tuanya Rhein.. Hehehe.. :D
 
#30DaysChallenge Day 13
 
Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

warm said…
ortumu keren !
aku blm berhasil nerapin kyk gitu :(
Ruru said…
Tentang film pas Maghrib itu terasa banget sama aku pas aku masih bocah (ketauan deh sekarang udah nggak bocah lagi).
Dulu masa-masanya kartun seru dimulai dari jam 6. Hampir semua temen sekelas nonton dan ngomongin itu. Aku yang juga cinta kartun cuma bisa dengerin dengan mupeng karena, sama kayak ortumu, ortuku juga kasih aturan. Nggak kayak ortu Rhein yang larang nonton dari Maghrib, sih. Cuma aturan ortuku "nggak boleh nyalain TV dari adzan magrib sampai isya".

Hahaha.. Tapi bagus sih emang. Aku dan adik-adikku juga walau masih suka nonton TV tapi nggak sampai candu gitu :)

Popular posts from this blog

2022: Slightly Romantic Comedy

A Day at The Same Time Zone

The Only One Lady's Birthday