Idul Adha dan Home Alone
Well, tidak sepenuhnya Home Alone memang. Masih ada 2 adik, 2 pembantu, 1 paman, dan 4 pegawai perusahaan tiap harinya. Ramai sekali bukan rumah Rhein? Semua berawal dari Bapak Ibu yang akan berangkat menunaikan ibadah Haji. Segala persiapan mulai dari daftar ini itu, belanja segala macam, undangan pengajian-pengajian, silaturahmi dan maaf-maafan, sampai packing koper yang isinya segala macam makanan udah kayak mau mengungsi ke Kutub Utara. Ditambah banyak banget yang nitip 'n minta macem-macem ke bapak ibu. Mulai dari nitip doa, kerudung, mukena, sampai emas. OMG... Kami (putra-putrinya) minta apa? Kami cuma minta bapak ibu sampai ke rumah lagi selamat dan sehat! Aamiin.. Lalu, dimulai lah hari tanpa kedua orang tua tercinta. Awalnya, semua berjalan tampak lancar. Meski Rhein agak-agak njelimet tiap kali memeriksa dan mengontrol perusahaan. Bolak-balik Depok-Bogor, kuliah sampai malem, tugas-tugas, TA yang cuma tersentuh seujung kuku, dan belanja (upzz...). Awalnya, bisa foya-foya