Posts

Showing posts from October, 2009

Rindu pada Bintang

Kali ini Rhein bukan bicara tentang rindu pada si pacar, ya... Humm...Semalam baru pulang dari acara Astronomi di SMANSA, almamater tercinta. Malam minggu, astronom biasa mangkal dunk, ya. Mencari sepiring emas dan semangkuk berlian gitu * ngelantur *. Back to topic, dan pagi ini, Rhein kembali merasa rindu. Rindu pada komunitas Astronomi yang Rhein miliki. Yang biasa Rhein kunjungi ketika rasa lelah dan penat mendera. yang Rhein jadikan tempat pelarian dan mengadu saat bosan dan suntuk melanda. Menggila dengan diskusi-diskusi hangat tentang langit, bepergian dan menclok kesana kemari mencari spot yang langitnya bersih serta indah. Aaahh... Bintang... Dipikir-pikir, sudah berapa lama ya Rhein tidak melakukan kegiatan itu? Cukup lama sepertinya. Kalau ditanya alasan, jawabannya adalah klasik: sibuk di kampus. Fiuuhh... Sibuk ngapain? Ya sibuk kuliah. Jadwal kuliah yang bisa sampai jam 7 malam baru pulang, tugas, dan saat wiken, rasanya pengen tidur seharian di rumah daripada ke planetar

Sembunyi

Ini adalah tulisan pengisi waktu luang ketika jadwal kuliah Teori Medan Klasik sedang kosong. Ah, saya kecewa.... * o-ow benarkah?? * Akhir-akhir ini, entah kenapa penyakit atau syndrome sakit jiwa yang saya derita sedang kambuh. Ups, sakit jiwa gila begitu? Well, yah... tiba-tiba jadi sering sensitif, punya pikiran aneh-aneh, asyik dengan dunia imaji sendiri, membentuk suasana-suasana yang tadinya simpel menjadi ribet, dan tiba-tiba merasa dunia nyata yang begitu banyak tanggung jawab terlewat begitu saja. Efeknya? Saya masuk angin! Aiiihh.. Nggak nyambung ya? Pokoknya ni perut mual-mual dan mules nggak jelas. Kondisi pada sekitar, menyebabkan saya lebih sering pasang tampang "flat". Senyum tidak, jutek sedikit. Agak-agak nggak fokus dengan apa yang orang bicarakan. Lalu, saya kembali lebih suka menyendiri. Sembunyi. Kosan begitu nyaman untuk jadi tempat ' gluntungan ', tempat cozy saat bermain dengan imaji sendiri. Saya menikmati... Aaahhh... Mungkin ini efek terlal