Backpacker Thailand Trip (part-5): Chatuchak Market, Belanja, & Kuliner
Baiklah...Baiklah.. Karena banyak yang request (dan protes) kenapa cerita backpacking ke Thailand ngga selesai-selesai, kali ini Rhein lanjutkan ceritanya. Bagi yang belum tahu kisah dari awal, bisa baca mulai dari persiapan dan jalan-jalan murah di sini, sini, sini, dan sini.
Weekend di Bangkok, harus ngapain? Ya ke Chatuchak Market, dooonngg!! Tips bagi yang mau ke Thailand terutama Bangkok dan sekitarnya, buat jadwal perjalanan kalian ke mana pun itu selain weekend karena hanya di hari Sabtu & Minggu Chatuchak Market dibuka. Konon katanya hari lain juga ada yang buka, tapi sedikit.
Pasar yang luas buaaannggeeett ini buka jam 9 pagi. Jam 8 pagi Rhein sudah mandi-wangi-rapi-jali siap untuk belanja barang murah. Hahaha... Setelah tanya ke resepsionis yang baik hatinya bagaimana menuju Chatuchak, Rhein pun jalan ke halte bis dekat hostel. Di sana sudah ada beberapa bule yang juga menunggu bis. Awalnya Rhein disuruh naik bis nomor sekian (lupa), tapi nggak dateng-dateng (para bule pun resah menunggu). Akhirnya dikasih tahu penduduk sekitar kalau ada bis lain dengan ongkos lebih mahal (bis yang direkomendasikan seharga 9 baht, kalau ga salah). Emang bis mahal berapa tarifnya? 15 baht. Yelaaahh.. Cuma 5 rebuan.
Rhein dan para bule pun naik bis 'lebih mahal' yang sebenarnya sudah lewat beberapa kali sejak kami menunggu. Lalala.. Yeyeye.. Untuk para backpacker yang nginep di daerah Khaosan Road & weekend mau ke Chatuchak, ngga perlu takut nyasar salah turun halte bis karena banyak juga turis lain dengan tujuan sama. Jadi kalau ada bule-bule banyak turun, ikutilah mereka. Hahaha.
Chatuchak Market ini mungkin sejenis Pasar Seni di Sukawati, Bali, tapi versi raksasa. Lebih banyak yang jualan, lebih beragam jenis dagangannya, dan lebih luas. Luaaaaassssss buaaanggeeet level: Kalau kesengsem sama satu barang di satu counter, langsung beli aja karena belum tentu kalian bisa balik lagi ke tempat semula setelah muter-muter cari tempat lain yang murah. Rhein sempat menyesal saat ada penjual kabel-kabel data warna warni yang kalau di BEC harganya mahal, di pinggiran jalan itu harganya murah. Eh, setelah keliling pasar ngga bisa balik lagi ke sana karena nyasar. Iya, rawan nyasar bagi yang rabun peta.
Yang menyenangkan dari Chatuchak Market ini selain luas, juga bersih dan tertata rapi (untuk level pasar tradisional). Barang yang dijual kebanyakan barang khas Thailand yang bisa dijadikan oleh-oleh, baju khas Thailand, hiasan-hiasan rumah, camilan, sepatu, pokoknya banyak, deh. Selain itu, kalau belanja pun dengan harga murah, masih bisa ditawar. Harus ditawar sih malahan. Hahaha.. Apa? Nggak jago bahasa Inggris apalagi bahasa Thai jadinya takut nawar? Oh, ketahuilah bahwa Matematika adalah bahasa universal yang bisa dipahami oleh seluruh umat manusia (kecuali para bayi). Maka, berikut contoh percakapan tawar menawar.
Rhein: *menunjuk barang yang akan dibeli*
Penjual: 50 baht.
Rhein: 25.
Penjual: 45.
Rhein: 25.
Penjual: 40
Rhein: 30
Penjual: 35
Deal! Bayar.
Tips kalo mau ke Chatuchak adalah datang pagi. Karena menjelang siang oh sungguh Subhanallah Bangkok panas sekali... Nggak asik dong keliling pasar dalam keadaan panas. Sedangkan kalau mau belanja sore, ni pasar cuma buka sampai jam 4 atau 5 sore gitu, nggak puas keliling. Puas belanja oleh-oleh untuk teman dan keluarga, Rhein menemukan penjual eskrim kelapa yang rame banget! Harus coba dong.. Setelah antrian mengular (yang untungnya ga lama karena pelayannya banyak), Rhein menikmati coconut ice cream dengan toping nata de coco dan jagung manis (pilihan toping lain masih banyak). Rasanya? Uuuuggghhhh... ENYAK BINGITS!
Beres mamam eskrim, tujuan selanjutnya adalah pasar buah Or Tor Kor (Otokor/Otokar) Market. Dari Chatuchak bisa ditempuh dengan jalan kaki (tapi tergantung dari wilayah mana sih, kan luas ya. Kebetulan aja Rhein dapet yang deket). Di Otokor ini, segala macam buah segar dan sayuran dijual dengan murah. Tempatnya pun bersih, luas, terang, macam tempat jualan buah di mall tapi isinya buah semua. Ngapain Rhein ke pasar buah? Pesta duren, dong! Huwaaahh.. bagi pecinta duren, tempat ini bisa disebut surga. Duren monthong, gede, daging tebal, biji kecil, manis, lembut, murah! Oh sungguh andai bisa kubawa pulang ke Indonesia untuk keluarga yang juga pecinta duren. Sayang sekali ngga boleh bawa duren di MRT & BTS plus ga boleh bawa masuk ke hostel juga. Gimana coba.. huhu.. Semoga suatu hari nanti bisa pesta duren sama keluarga di sini. Soalnya, gara-gara pesta duren sendirian, nggak lama setelah duren habis, langsung sakit peyuuuuttt.. Hahaha. Kelimpungan cari toilet di pasar, untungnya ada dan bersih pula.
Puas keliling pasar, selanjutnya naik MRT (ini pertama kalinya naik kereta bawah tanah) ke Racthadewi dan menuju Platinum Mall. Tujuan utama sih nyari foodcourt halal untuk makan siang. Meski ujung-ujungnya belanja baju juga. Hahaha.. Kantong jebol lah seharian ini.
Sore pulang ke penginapan, mandi sore, istirahat sebentar sambil pamer foto duren ke ortu, dan malam hari saatnya menikmati Khaosan Road untuk terakhir kali. Besok pulang, cin! Pokoknya malam itu Rhein nikmati dengan icip jajanan macam-macam (kecuali kalajengking yang terkenal itu). Mango sticky rice (sumpah enyak banget!!), Padthai (banyak yang suka, tp menurut standar Rhein terlalu berminyak jadi ga terlalu suka), segala macam buah, eskrim, macam-macam lah.
Ngomong-ngomong besok pulang, Rhein pun berencana untuk menggunakan jasa travel untuk mengantar dari penginapan ke bandara besok. Di sepanjang jalan daerah Khaosan road banyak jasa travel seperti ini. Kemudian saat Rhein mengunjungi salah satunya, terjadi percakapan berikut.
Penjual Jasa Travel: Besok pesawatmu jam berapa?
Rhein: 19.30, tapi saya mau ada di bandara jam 4 sore.
Penal Jasa Travel: Tidak bisa. Hari ini ada demonstrasi, jalanan menuju bandara ditutup para demonstran. Bahkan hari ini pun para turis tidak bisa sampai ke bandara dan mereka jalan kaki dari jalan tol. Kalau mau menggunakan travel, kamu harus berangkat sebelum pukul sepuluh pagi.
Rhein: APAA???!!
Rhein buru-buru balik ke hostel dan pas banget si resepsionis lagi nonton TV tentang demonstrasi yang tiba-tiba muncul, jalanan ditutup, para demonstran turun ke jalan. Rhein pun mencari info di twitter dan banyak foto turis-turis lari-larian kebingungan di jalan tol menuju bandara bahkan ketinggalan pesawat. Oh my God! Gimana gue pulang besok??
Perhitungan Biaya (kali ini nggak terlalu detail karena kecolongan banyak belanja, haha):
Sarapan 29 baht
Bis ke Chatuchak 15 baht
Coconut Ice Cream 35 baht
Duren 120 baht
MRT, Ojeg, BTS, perahu 115 baht (kurang lebih, catatan mulai lupa)
Mango Sticky Rice 45 baht
Padthai 35 baht
Biaya oleh-oleh pribadi tidak termasuk karena tergantung ke-kalap-an tiap orang berbeda-beda.
============================
Total: 394 baht x 355 (kurs IDR) = 139,870
Love is real, real is love. -John Lennon-
Comments
Boleh minta pin BBM nya mba?
Saya mau tanya tanya nih, hehe.
Saya ngga punya BBM. Kalau mau kontak, silakan isi kolom contact di sidebar ya.. :)
Thailand seems so fun!