Trip to Surabaya (part.2)

Lanjut dari cerita sini:

Surabaya Hari 1:

Sesampainya di Pasar Turi dan berhasil ngeles dari cowok menyebalkan itu, Rhein dijemput si cantik ini. Whoaaa,,, Senangnya! Rhein ketemu Deasy ini melalui internet, sesama blogger juga. Lalu persahabatan kami berlanjut ke chatting, fesbuk, sms-an, dan saling curhat. Ini pertama kali Rhein ketemu dia dan langsung ngerepotin untuk jadiin dia tour guide selama Rhein di Surabaya. Hahaha... Thanks a lot, Love.

Sebelum kami ke kosan Deasy, Rhein ke tempat reservasi tiket dulu untuk mencari tiket pulang. Dan apa yang terjadi sodara-sodara? Lagi-lagi tiket kereta habis! Hadduuuhh... Gimana gw balik ke Jakarta coba?? Satu kesalahan yang dibuat Rhein adalah, melakukan backpacking saat liburan sekolah. Uhh...Uhh... Tapi ya sudahlah ya. Udah nyampe Surabaya, nikmatin aja dulu senang-senangnya.

Lalu pulanglah kami ke kosan Deasy, setelah sebelumnya nyaris ditipu supir taksi *Aduh maaf ya pak, kita cantik tapi nggak bego, kok*. Kosan Deasy ini, kata pemiliknya panas banget. Cuma buat Rhein, hangat. Hohoho... Mungkin terbiasa kedinginan di kosan Bandung, Depok, atau di rumah di Bogor yah. Jadinya Rhein merasa kosan itu hangat dan nyaman. Santai-santai sejenak, kemudian Deasy membantu mencari tiket bis untuk pulang. Selain itu, satu pelajaran yang Rhein berikan padanya adalah, cara berselingkuh. Sampaikan maafku pada kekasihmu saat ini, sayang... Hehehe... Tiket bis dapet, sip lah! Tinggal jalan-jalan.

Surabaya? Puanasseee ppuuoolll.... Sedia payung sebelum panas! Perjalanan pertama, wisata kuliner! Hahaha.. Lapar sodara-sodara. Kami pergi ke restoran Nasi Udang Bu Rudy. Wuaahh.. Ada nasi di balik udang, mantep tenan itu udangnya. Kriuk-kriuk, ditambah sama tahu dan bakwan petis juga. Ssllrrpp... Maknyus . Pastinya, Rhein habis satu piring! *sebuah keanehan pertama*

Selesai makan tuh, kami berdua ke kampus Unair. Ngapain lagi, coba? Makan lagi! Ini keanehan kedua, karena biasanya Rhein nggak pernah bisa makan banyak. Mungkinkah karena cuaca panas Surabaya yang bagaikan latihan masuk neraka membuat lemak-lemak Rhein menguap? Entahlah... Nikmatin aja, kami jajan semanggi yang merupakan salah satu makanan khas Surabaya dan sudah sangat jarang yang jual. Enak tenann.....

Lanjutkan! Dua orang teman Deasy yaitu Nanda dan Yudha datang menjemput. Kita sama-sama mau pergi ke PTC (Pakuwon Trade Center). Saat akan berangkat, Deasy dibonceng Yudha, Rhein dibonceng Nanda. Tapi kok entah kenapa baru beberapa saat jalan, ban motor Nanda bocor! Ampun dahhh... Setelah dinaikin sama gw langsung ban-nya rusak gitu... *Maafkan aku, Nanda..*. Selesai benerin ban di bengkel, lanjut ke PTC yang mau masuk parkir aja penuhnya naudzubillah. Lihat acara yang diadakan Jawa Pos, mendatangkan atlet basket NBA dan para dancernya. Aduh boo..! Itu para dancer kok body-nya aduhai bangett!! Gw yang jadi dancer juga jadi ngiri, masih banyak lemak dimana-mana *curcol membuka aib sendiri*.

Selesai lihat acara basket, lanjut deh kita nonton Transformer. Bareng-bareng teman-teman Deasy yang lain, Tenta, Bima, Mbah, trus sapa lagi ya? Des..Des.. aku lupa, nih.. Sorry. Hahaha.. Nggak perlu diceritakan lah ya betapa serunya film ini. Pastinya, gw pecinta Megan Fox! Selesai lihat Transformer, langsung cabut makan malam di D'Cost. Kali ini Rhein dibonceng Tenta yang ternyata sama-sama hobi nyasar. Tiga wanita dan semuanya punya penyakit disorientasi arah. Payoyeh..

Selesai makan, hampir semua personil pulang. Tapi Rhein masih pengen jalan-jalan. Dan akhirnya, Rhein, Deasy, Yudha, dan Bima pergi ke Dolly! Buat yang belum tau tentang Dolly, tempat ini merupakan wilayah prostitusi pelacuran yang konon merupakan terbesar di Asia Tenggara. Hohohohh... Edun.. Itu cewe-cewe bening-bening banget dah yang di pajang! Belum lagi yang "tersembunyi", kayaknya lebih mantep! Udah gitu, rame banget tempatnya, dan bikin macet jalanan. Tapi justru beruntung lah ya, kami jadi bisa lebih lama liat-liat. Cafe remang-remang, salon-salon "gadungan", tempat-tempat penginapan, juga para "mami" dan gigolo yang mejeng di depan mencari mangsa. Tempat ini juga menerima pesanan sepertinya, karena ada beberapa "wanita bening" yang dijemput entah dibawa kemana. Ouchh... Lalu, kenapa Rhein dkk pada kesana? Niatnya sih, Rhein sama Deasy mau ikutan mangkal, cuma takut larrriisss.. Ya nggak jadi deh. Hahahaha... Satu fenomena lain yang Rhein lihat di sana, tampak beberapa anak kecil pulang mengaji lengkap dengan sarung, peci, dan Al-Qur'an dalam dekapannya. What a.....

Okay, perjalanan hari pertama di Surabaya dilanjutkan dengan keliling melihat Surabaya di malam hari. Tak berbeda jauh dengan Jakarta. Tampak indah dengan kerlap-kerlip lampu gedung. Hanya saja bedanya, NGGAK PAKE MACET!

To be continued...

Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

natan lalala said…
hehe teteh masih ada sambungannya ternyata

Popular posts from this blog

2022: Slightly Romantic Comedy

A Day at The Same Time Zone

My Portofolio