Review Tablet Amazon Fire HD 8

Gadget baru! 
Sebagai manusia yang bukan gadgetholic, saya biasa membeli gadget untuk mendukung hobi utama: membaca dan menulis. Sebelumnya pernah menulis review Macbook Air dan Kobo Glo e-reader yang sudah saya miliki hampir 4 tahun dan keduanya masih berfungsi dengan maksimal. 

Kali ini saya berkenalan dengan Amazon Fire HD 8 yang saya beli dengan alasan: banyak fungsi dan murah! Pembelian di Singapura seharga 140 SGD (lebih murah dikit dari Kobo Glo yang saya beli di Jepang 110 USD).  Setelah memiliki selama kurang lebih dua minggu, mari kita jabarkan review ala-ala gadget ini. 

Developer Amazon mengeluarkan tablet seri ini dengan apps bawaan yang nggak terlalu mendukung kebutuhan saya dan kebanyakan apps musti bayar (akulah sahabat miskinmu). Namun tidak perlu khawatir, dengan install PlayStore, semua yang gratisan di sana bisa diunduh layaknya di OS Android biasa. 

Untuk kebutuhan menulis, Evernote selalu menjadi andalan karena tersinkronisasi dan bisa diakses dari beragam gadget. Untuk kebutuhan membaca, nah ini yang seru. Di tengah derasnya informasi, saya sadar bahwa bahan bacaan harus berkembang tidak hanya melalui buku, majalah (iya, saya masih baca majalah cetak), dan ebook. Saya perlu lebih dari sekadar Kobo Glo. Maka Amazon Fire HD 8 ini bisa memfasilitasi saya untuk membaca ebook (format PDF, epub, mobi, dll). Lalu saya bisa mendapat berita-berita terbaru melalui Newstand dan NYTimes. Baca komik perlu dong... Standar lah dengan Webtoon. Karena sekarang saya punya hobi baru (nonton TED), tablet ini punya resolusi layar yang oke banget. Urusan musik pun terfasilitasi karena saya bisa rekaman ukulele atau dengar lagu dengan speaker yang menghasilkan suara kece (Dolby, coy!).

click for detail

Dih Rhein, kalau cuma untuk gitu doang mah, di HP juga bisa, kelleus... Mohon maklum, sobat miskin, saya cuma punya sebiji hp cina seri jadul yang bahkan kamera utamanya udah ga berfungsi. Belum lagi kalau baca atau nulis di hp pasti terganggu denting chat, sms jual obat kuat, sama telepon tawaran kartu kredit/KTA. Soalnya kalau udah baca, saya nggak suka diganggu dan sering lupa waktu sampai tiba-tiba baterainya udah mau habis. Ngomong-ngomong batre, dengan pemakaian standar (kadang baca, nonton, nulis) tablet ini bisa bertahan 2x24 jam (kayak laporan pak RT #krik). Untuk ngecas dari 5%-100% perlu sekitar 4-5 jam (iya, lumayan lama) dan penghematan baterai bisa dengan cara matiin wifi. Tapi cukup okelah, lagipula saya belum nemu hp di bawah 1.5 juta yang bisa memfasilitasi kebutuhan di atas tanpa nge-lag. Tablet ini punya 4GB RAM dan memori internal 16GB (bisa pakai microSD juga).

Apalagi yang perlu dibahas ya? Kamera depan belakang jelek (pas saya selfie ngga jadi secantik Ariana Grande). Koneksi via wifi dan bluetooth. Ada fitur blueshade untuk mengurangi cahaya layar agar nyaman saat membaca, meski bagi saya tetap tidak bisa mengalahkan e-ink. 

Okay! So far saya puas sama tablet ini. Lumayan nggak perlu bawa laptop kalau untuk traveling 1-2 minggu. Saya nggak tahu tablet ini udah masuk Indonesia atau belum karena produk-produk Amazon emang agak sulit didapat di sini. 

Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

Helmi FW said…
kak mau nanya, di sg belinya dimana ya lokasinya ? atau beli online disana ?
Rhein Fathia said…
@Helmi:
Hai, belinya online, kebetulan adik saya tinggal di Singapur jadi dikirim ke alamat dia, bukan ke Indonesia. Di toko-toko elektronik di sg juga ada sih.
Acak said…
Bisa untuk app telegram?

Popular posts from this blog

Kaleidoskop 2021

Backpacker Thailand Trip (part-5): Chatuchak Market, Belanja, & Kuliner