Kaleidoskop 2021



Ibu: Jadi ceritanya kamu itu dighosting ya, Teh?

Me: Iya Bu. Padahal dia udah ngomongin rencana-rencana masa depan. 

Ibu: Ya ampun. Anak ibu diginiin. 

Me: Udah nggak apa-apa kok, Bu. Awalnya Teteh emang kesel. Dia ga ada komunikasi tapi akun palsunya di sosmed aktif. Sampai suatu hari, Teteh justru nemu status dia di twitter dan setuju.



Awal tahun saya sempat kecewa karena lelaki, meski bukan untuk yang pertama kali (oh God, really??). Kemudian saya menghandle situasi dengan cara yang sama (karena sudah terbukti berhasil di kasus lampau): olahraga, baca buku, konseling, meminta support dari orang-orang yang sayang sama saya, fokus kuliah dan kerja. 


(one way to know someone better was by checking their attitude on their alter account)


Seminggu setelah obrolan rencana masa depan, cowok itu tidak menghubungi saya lagi. Sebulan kemudian, saya menemukan twit dia di atas. Dalam pikiran saya, "Oh, ternyata selera drakor kami berbeda karena saya nggak pernah nonton tema selingkuh". Pikiran saya yang lain, "Apa saya mau menjalani masa depan dengan orang yang punya mindset seperti ini?" I know simple rule about man; 1). if a guy doesn't call you, he doesn't want to; 2) most of the time, they mean what they say. 


It hurts. But I only have responsibility to make decision in my life. So, nggak mungkin saya tidak menghormati diri sendiri dan memilih end-up sama cowok kayak gini. Meski kami sudah berteman belasan tahun dan -of course- sayang sama dia. Ih Rhein, kamu stalking? Ya menurut ngana, cari pegawai aja pasti pake stalking. Masa' untuk pasangan hidup, nggak pakai background check. Urusan masa depan lho ini, perlu risk management yang serius. 


I embraced the experience on how I was being vulnerable because of this situation. Dia tahu kalau saya punya trust issue. Such an irony that the way he treated me became a prove that my trust issue was reasonable. Saya nggak keberatan kalau dia nggak mau melanjutkan hubungan atau saya dicoret dari daftar ‘part of his plan’. Namanya hidup tiap orang datang dan pergi. It just, probably I shouldn't expect even for a simple talk. I should know he’s another ‘Mr. Never Told Me Why’. Well, I'm sure he has reason for his manners. We're different person, I understand if we have different perspective in many ways. I know he  has nice side too. Selalu ada dua sisi cerita di setiap hubungan, bukan? ;) I'm sure we can find our own happiness. 


Tuhan itu selalu Maha Baik. Secepat itu rasa kecewa dialihkan ke stress pengerjaan thesis dan belajar untuk state exam :)). Semudah itu Tuhan membuat kehidupan berlangsung cepat tiap waktu; liburan ke Indonesia, piknik sama keluarga, kuliah, ujian, presentasi, each end-month closing, vaksinasi, state exam, nulis thesis, ngolah data, nangis pusing karena overwhelmed sama kampus dan kantor, selesai nulis thesis, lulus state exam, ngisi seminar-seminar online (it always exciting to share experience about education and writing), nyari apartemen, pindahan, bantuin temen pindahan juga, pak bos yang baik resign, traveling ke Turki, deadline-deadline-deadline, traveling ke German & Austria, kerjaan nambah karena diikutsertakan ke tim lain, ikut kursus online untuk nambah skill di kerjaan, apply ke kerjaan baru, interview berkali-kali, keterima, resign dari kantor lama, ngabisin jatah cuti, shopping, menyambut pelajar Indonesia yang baru dateng ke Praha, farewell sama tim kantor lama, weekend short-trip with friends, gym-gym-gym, pindah ke kantor baru, dapet tim kerja yang super duper baik, santa secret party, xmass dinner, dll, dsb. 


Waktu di Indonesia, saya nggak dapat banyak kesempatan untuk bekerja di perusahaan besar. Ternyata sama Tuhan dikasih kesempatannya pas udah di Eropa. Saya ngelamar ke 6 perusahaan dan dapat tawaran dari 4 perusahaan. Rezeki anak soleh emang nggak kemana. Guilty karena cuma bisa nerima 1 (ya iyalah). Tapi sebagai manusia yang paham habluminannas yang baik, pentingnya komunikasi, being respectful, dan bagaimana menjalin relasi sehat, tentu saya nggak akan ghosting perusahaan lain ;). Apalagi punya track-record baik dengan top 100 global companies itu penting. 


from this - to this

Banyak kesenangan muncul dalam hal-hal kecil. Tahun ini saya belajar gambar, rutin ngikutin dari buku how-to. Awalnya tentu saja jelek dan mletot-mletot, lama-lama jari saya terbiasa dan bentukan gambar lebih baik. Oiya saya juga udah semakin rapi gambar alis dan nemu skincare yang cocok, hahaha. Skill masak juga makin variatif, bahkan beberapa kali menjamu teman dengan masakan sendiri. Omongan saya empat tahun lalu ternyata tidak terbukti. Semua bisa dilakukan kalau dicoba, semua ada waktunya. 



Once in a while saya uninstall sosial media for the sake of mental health. Tidak hanya karena saya adiktif dengan postingan kucing, tapi juga restart habits untuk being present in real life. Rasanya melegakan ketika hanya berinteraksi dengan orang-orang yang saya kenal dan mengenal saya. No need to glance to any distraction, especially to account that I never met in real life. Dalam momen ini saya jadi bisa memilah: orang yang benar-benar kenal saya akan tahu kemana harus menghubungi meski saya tidak di dunia maya, dan saya pun tahu siapa yang bisa saya hubungi di dunia nyata. Just once in a while ‘off’ is relaxing. Saya juga masih senang berbagi karya (dan curcol) di dunia maya kok.


Perkara shopping, saya beli mesin kopi. Wah, sebagai pecandu kopi, saya doain yang nyiptain mesin kopi masuk surga karena manfaat banget. Ada barang-barang lain yang saya beli untuk menikmati hidup. Terima kasih pada kantor yang ngasih voucher belanja bulanan sehingga saya bisa beli banyak barang tanpa keluar budget dari gaji. Terima kasih pada kantor yang bayarin membership gym. Being sad and still can go shopping and exercise are bless (LOL). Saya pindah ke apartemen studio yang bagus. Awalnya sempat diajakin tinggal bareng temen di apartemen yang lebih besar dan harga lebih murah. Tapi saya mikir, sekarang kerja bakal sering dari rumah, saya butuh situasi yang nyaman, bebas, minim distraksi. Meski tentu teman saya sesekali datang untuk main atau menginap. 


Bunch bunch of positive things return. I know I'm a finance girl, I invest a lot in myself, and my life become much more meaningful, surrounded by nice and kind people. Anggaplah saya ini tipe moderate risk taker dalam hidup. Karena kadang high risk itu bisa jadi malah investasi bodong. Hehe.. Selain itu, salah satu tolak ukur investment-growth kan bisa dilihat dari currency. Let's a person's character be his/her currency; that will tell you what s/he's really worth. 


Be an angel investor and invest in yourself first. 


I love this year. It wasn't easy, but I love the way I handle it. I love how God pours love to me. Saya happy karena makin memahami tentang cara punya kendali atas diri sendiri, just focus on my growth and be kind. Saya happy karena mampu mengakui dan menjadi vulnerable tanpa blaming ke keadaan atau orang lain, tapi fokus ke "What can I control? Does it will do harm to myself? Apa reaksi saya termasuk kategori berakhlak baik ajaran Rasulullah Saw?". These way of life for sure wasn't instant. I'm happy simply because I get better version of me. I wish I can grow gracefully. 


Looking back, I just want to say "Oh, this is a great year and I'm awesome! Alhamdulillah". Saya (lagi-lagi) belajar banyak tahun ini. Masa depan itu misteri. Semoga saya bisa lebih baik dalam menghadapi kesedihan dan lebih bersyukur saat mendapat kesenangan. "Seek help through patience and prayer (QS 2:45)". 




Selamat Natal dan Tahun Baru.


Negeri kastil, 21.12.2021


Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

Masya Allah.. Semangat terus Kak! dariku pembaca salah satu karyamu, Coupl(ov)e, dan salah satu follower twittermu, hehe.
Insya Allah akan lebih baik lagi di tahun 2022.. Aamiin
Rhein Fathia said…
@Penulis Buku Kecil:
Thanks dear! Aamiin buat doanya dan semoga berbalas kebaikan untukmu juga :)
Unknown said…
Sehat selalu ya buat mbak rhein...sekeluarga.
Buat Bpk.Syahroni,ibu Tuty,mbak Rhein,Furky Rahmi syahroni (Uky),juga buat Bani...semoga sehat selalu dan dilindungi oleh Allah amiin ya rabb..

Popular posts from this blog

Backpacker Thailand Trip (part-5): Chatuchak Market, Belanja, & Kuliner