Persiapan Kuliah ke Eropa

Kali ini mau nulis agak berfaedah meski tetap dari pengalaman pribadi dan masih ada bumbu curhat. Setelah setahun kuliah di Praha, baru niat nulis serius tentang persiapan kuliah ke sini. Hahaha. Gampang atau susah persiapan kuliah ke Eropa? Hmm.. Persiapannya lebih gampang daripada kuliah benerannya kok. Ini beberapa tips sederhana untuk persiapan.



Cari Jurusan dan Kampus

Eropa punya banyak kampus dan jurusan yang bisa dipilih. Dari jurusan umum seperti manajemen sampai spesifik seperti tourism. Pertama-tama kita perlu bertanya ke diri sendiri, mau belajar apa nih supaya punya skill yang bermanfaat untuk masa depan? Mahasiswa Indonesia di luar nagreg ada 2 tipe; a) yang cari jurusan berdasarkan beasiswa yang tersedia, b) yang cari jurusan sesuai minat. Karena nggak semua jurusan bisa difasilitasi beasiswa. Kalau nemu yang sesuai minat dan ada beasiswa, ya Alhamdulillah. 


Setelah dapet ilham pengen kuliah di jurusan apa, mulai deh cari kampusnya. Ubek-ubek aja di google semua kampus di Eropa yang menyediakan jurusan tersebut karena seringkali tiap kampus punya jurusan dengan spesifikasi berbeda apalagi untuk jenjang master dan PhD. Contohnya di Praha ada Charles University yang punya jurusan Master in Economics and Finance, padahal saya nggak terlalu minat di ekonomi. Saya cuma pengen tau spesifik urusan duit. Maka saya pilih University of Economic Prague yang punya jurusan Master in Finance and Accounting. Ngelotok deh mulai dari belajar debit-kredit sampai forex. Tiap jurusan di sebuah kampus biasanya ada program pertukaran pelajar dengan kampus di negara lain. Jadi udah mah kuliah di luar negeri, bisa dapet kesempatan kuliah di luar negeri yang lain lagi. Hahaha...


Selain cek jurusan dan kampus, cari info juga apa mereka punya kelas bahasa Inggris atau hanya bahasa lokal. Saya sendiri ambil kelas internasional karena belajar bahasa Ceko sungguh tidak mudah. Kalau kamu mau ambil kelas bahasa lokal dan belajar bahasa dulu di tahun pertama, tentu memungkinkan. Kalau udah bikin daftar jurusan dan kampus yang jadi incaran, kita ke tahap berikutnya.


Cari Beasiswa

Saya nggak punya banyak info tentang beasiswa. Hehehe... Informasi beasiswa itu bertebaran dan kalian bisa cari. Ada beasiswa dari Indonesia, negara tujuan, kampus tujuan, atau foundation independen. Kenapa saya nggak pakai beasiswa? Karena saya nggak suka bersaing dengan banyak pelamar. Bersaing di tes masuk kuliah saja udah menguras energi. Hahaha...


Cari Back-Up Finansial

Kalau bapak kamu bukan sultan dan nggak pakai beasiswa, terus gimana bayar kuliahnya? Tentu saja dengan kerja keras bagai kuda dan menabung, wahai sodara. Apply beasiswa itu hasilnya 2: dapat atau tidak. Kalau kerja dan nabung itu hasilnya 1: pasti dapat. Selain menabung, saya juga cari informasi tentang peluang kerja di negara-negara Eropa. Sektor apa yang banyak lowongan, berapa batasan jam kerja untuk pelajar, gaji, tingkat pengangguran di negara tersebut, kira-kira sejalan dengan jurusan kuliah atau tidak (ini bagus untuk di CV kalau ada niat berkarir di Eropa), cek juga apa ada lowongan asisten di kampus. Jangan lupa perhitungkan biaya hidup dan asuransi. 


Di sini saya kuliah jurusan finance accounting dan kerja sebagai asisten akuntan. Salah satu keuntungan nggak pakai beasiswa adalah ngga ada 'utang' timbal balik, lebih bebas menentukan langkah karir selanjutnya. Meski untuk dapat kerjaan tetep perlu bersaing juga sih. 


Cari Negara dan Kota

Udah ada daftar jurusan dan kampus, punya daftar beasiswa incaran atau cukup tabungan, tentunya pilihan jadi lebih mengerucut. Selanjutnya kita pilih negara dan kota deh. Cek biaya hidup, tipikal kota ramai atau sepi, bahasa sehari-hari (meski bisa bahasa Inggris, European masih menggunakan bahasa lokal untuk sehari-hari), suhu di tiap musim, kondisi transportasi umum, kriminalitas, berita rasisme, tempat rekreasi, akses belanja online, hmm.. apalagi ya. Sebelum kuliah di Praha, setahun sebelumnya saya sempat keliling Eropa hampir 2 bulan. Jadi punya kesempatan cek banyak lokasi secara langsung sambil mikir, "Kira-kira bakal betah nggak ya tinggal di sini bertahun-tahun? Sanggup adaptasi nggak, ya?" 


Cek Persyaratan

Berapa lama waktu yang diperlukan untuk persiapan kuliah ke Eropa? Setidaknya setahun. Mirip seperti di Indonesia, rata-rata perkuliahan dimulai sekitar bulan September (di sini disebutnya Winter/Fall Semester). Kampus biasanya mulai buka informasi pendaftaran sekitar Desember, pengumuman kalian diterima/tidak sekitar Mei-Juni. Kalau ada kampus yang buka penerimaan mahasiswa baru tiap semester, tentu jadwalnya beda lagi. 


Hal-hal yang perlu diperhatikan: 

a) Baca website jurusan dan kampus dengan detail. Kalau ada yang nggak paham, kontak email international student representative mereka. Tanya hal spesifik karena kalau tanya hal umum yang udah ada di website, mereka akan kasih link untuk dibaca.

b) Persiapkan dokumen yang diperlukan. Kalau diminta kirim dokumen dari Indonesia (ijazah, transkrip, dll) kirim yang fotokopi legalisir (JANGAN YANG ASLI! *iya, saya masih nemu case gini*).

c) Perhatikan timeline deadline. Kapan harus pendaftaran, kapan kirim dokumen, kapan tes masuk (kalau ada, nggak semua kampus ada tes masuk), kalau keterima kapan harus apply visa, kapan bayar semesteran, dll.

d) Belajar. Yang perlu GMAT, GRE, iBT, IELTS, TOEFL, atau tes spesifik dari kampusnya, jangan lupa belajar. Saingan kita dari banyak negara. 


Jangan Malas

Gini ya teman-teman, sekarang zaman praktis, tapi plis jangan jadi kaum rebahan. Bahkan kalau bapak kamu sultan yang bisa bayar kuliah di mana pun, tetap banyak persiapan yang harus kita lakukan secara mandiri. Jujur, ilfil banget kalau udah ada yang nanya 'bisa bantuin proses daftarnya, nggak?'. Nggak bisa. Kalian harus rajin. Rajin cari info, tanya-tanya, cek-ricek, dll. Banyak informasi di website kampus yang bisa digali atau ke teman-teman PPI. Jadi kaum rebahannya dijadwal aja seminggu sekali.


Konon kalau mau buka bisnis, kata kuncinya adalah lokasi-lokasi-lokasi. Nah kalau mau kuliah ke luar negeri, kata kuncinya adalah informasi-informasi-informasi. Tips di atas nggak harus berurutan kok. Kalian bisa cari negara dulu, beasiswa dulu, baru jurusan, atau dari tahapan mana aja karena yang terpenting adalah: Langkah pertama. ;)


Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

Popular posts from this blog

Kaleidoskop 2021

Backpacker Thailand Trip (part-5): Chatuchak Market, Belanja, & Kuliner