Gerhana Matahari Total Itu...

Seberapa sering kamu menikmati pemandangan alam yang indah? Pegunungan hijau, pasir pantai nan halus, laut lepas, matahari terbenam, danau luas, taman bunga, atau makhluk-makhluk cantik di kedalaman lautan yang sulit terjangkau oleh manusia-manusia penghuni Ibu kota. Dari segala macam petualangan yang pernah saya coba, dari menyelam ke lautan sampai terbang menggunakan paralayang, melihat gerhana adalah salah satu mimpi sejak saya kecil. 

Saya tahu (secara teori) saat gerhana matahari total, maka sebagian bumi akan menjadi gelap. Sebagian lokasi kecil yang ‘beruntung’ menjadi wilayah umbra. Palu adalah salah satunya saat gerhana matahari total 9 maret 2016 lalu. Meski sempat ragu, toh akhirnya saya tetap memutuskan ke sana. Ekspektasi saya sederhana. Gerhana matahari merupakan fenomena ketika posisi Matahari-Bulan-Bumi berada dalam satu garis lurus. Astronom mana yang tidak hapal teori itu? Termasuk teori gelap tadi. 

Tanggal 9 Maret usai subuh, saya dan teman-teman Himpunan Astronomi Amatir Jakarta sudah meluncur dari penginapan menuju sebuah lapangan luas di lokasi pemukiman penduduk lokal daerah Dolo, Palu. Sesuai SOP di segala macam pengamatan benda langit, mulai dari persiapan teleskop, penentuan posisi (ga lucu kan pasang teleskop eh ketutup rimbun pohon), pasang-pasang filter, fokus-fokus bayangan, dan segala macamnya. Akhirnya terpasanglah lebih dari sepuluh teleskop. Selain untuk dinikmati oleh anggota, semua perangkat juga bisa digunakan penduduk lokal yang ingin ikut serta menikmati fenomena alam ini. Termasuk kacamata khusus gerhana matahari.

Menanti puncak gerhana menjadi waktu yang membuat gemes-gemes penasaran. Saya banyak ngobrol dengan penduduk sekitar yang ramah & menyenangkan. Antusiasme mereka akan astronomi selalu membuat satu sisi melankolis saya muncul. Menjelang pukul 7.30 (waktu lokal), rasa deg-degan makin menyeruak di antara semua masyarakan yang berkumpul di lapangan. Suasana perlahan berubah lebih dingin (seperti hawa maghrib). Aba-aba dari salah seorang anggota HAAJ yang menghitung mundur membuat semua perhatian tertuju pada Matahari.

5...4...3...2..1...Lepaskan kacamata!

BLEP!
GELAP.

photo taken by Rayhan, member of Himpunan Astronomi Amatir Jakarta
Berganti riuh suara seru-seruan takjub semua penonton menatap langit. Matahari di sana, tertutup Bulan.

Sungguh! Kalau ada salah satu peristiwa paling ajaib yang pernah saya alami, menatap gerhana matahari adalah salah satunya. Langit gelap menyisakan sedikit sinar redup di sekeliling Matahari. Temperatur dingin. Dan lihatlah mahakarya Tuhan, rasi bintang! Bintang-bintang dan planet bermunculan berkedip layaknya malam. Saya sendiri sesak napas dan ingin menangis saking takjub dan terpana. Subhanallah banget pokoknyaaaaa... 

The Diamond Ring!
Photo taken by Rayhan. Dia pakai ni foto buat ngelamar pacarnya.. Yang jomblo ke black hole aja... 

Dua menit terlalu singkat untuk menikmati fenomena alam raya ini. Anggota HAAJ kembali menghitung mundur agar penonton bersiap mengenakan kacamata gerhana mereka. Usai pertunjukan tersebut, kami semua bertepuk tangan. Ah, bahagianyaaaaaa....

fase-fase menjelang gerhana, taken by myself pakai teknik bayangan: nyata, terbalik, diperkecil
(hayo inget-inget teori lensa/cermin?)
astronom murtad
Himpunan Astronomi Amatir Jakarta

Palu itu alamnya indah banget lhoooo

Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

Popular posts from this blog

2022: Slightly Romantic Comedy

A Day at The Same Time Zone

The Only One Lady's Birthday