Zaman saya SMP sempat nge-tren adanya award semacam cewek tercantik, cowok terganteng, cewek tergaul, cowok terramah, dsb. Saat itu saya juga menang award, lho... jadi cewek ter-lemot alias lemah otak alias tulalit alias loading lama. Hahaha.. Dan emang bener sih, kala itu (sampai sekarang, meski nggak separah dulu) saya sering merespon sesuatu hal baru dengan kata pamungkas, “Hah? Hah?” dengan tampang boloho :)) Dari kecil saya nggak terlalu suka belajar akademis, apalagi di kelas. Lebih suka baca komik, majalah, novel, main, mengkhayal, jalan-jalan, atau membuat prakarya. Ibu juga bilang kalau saya bukan anak yang pintar, pun sampai sekarang punya kelemahan susah fokus saat di keramaian. Tapiiii... tapiii.. saat SD selalu ranking 3 besar, masuk SMP & SMA favorit dan mendapat peringkat 10 besar, lulus kuliah dari UI. Sombong kamu, Rhein! Itu namanya pintar! No! Trust me, I’m not that smart dan kadang bingung kenapa bisa mencapai hal-hal yang mungkin termasuk wow untuk
Begrüßung! Ich habe Hausaufgabe von Deutschkurs zu schreiben über Mein Traumhaus in der Zukunft. Ich will es schreiben im mein Weblog. Mein Traumhaus ist minimalistische und ziemlich groß und modern. Es hat eine Garage, eine Terrase, fünf zimmer, eine Badezimmer, eine Küche, und eine Bibliothek. Im Wohnzimmer sind zwei Sofas, ein Tisch, und eine vase mit Blume. Im Familienzimmer sind ein Teppich und ein Fernseher. Die Küche ist klein aber hat modern Küchenausstattung. Die Esszimmer stehen einen Tisch und vier Stühle. Das ist eine Gastezimmer für eine Freundnen und eine Familien. Das Schlafzimmer ist hell und ruhig denn es hat Fenster zum Hinterfof. Das steht eine Bett und eine Schrank. Das haus hat eine groß Bibliothek, da stehen Bücherregale haben hier viel Platz und eine Sofa. Die Bibliothek is hell denn es hat Wand aus Glas. Das haus hat Hinterhof. Der Hinterhof is groß und mit Blumen geschmückt. Ich kann schön Hinterhof sehen von Esszimmer, Schlafzimmer, und Bibliothek. Das
Sebagai penulis moody, Rhein mau cerita sedikit tentang gimana sih cara riset ketika kita sedang menulis sebuah novel? Seperti yang sudah kita ketahui, bahwa menulis membutuhkan riset agar hasilnya lebih realistis, 'bergizi', bahkan bisa membuat pembaca merasa bahwa cerita yang kita tulis itu "gue banget" . Proses riset itu gampang atau susah? Ibarat belajar fisika, awalnya memang susah dan lama kelamaan makin susah, apalagi kalau calon tulisan kita isinya lebih kompleks. Hehehe.. :D Sebagai contoh, Rhein akan bercerita bagaimana saat melakukan riset untuk novel Seven Days . Pssstt.. bocoran nih yah, alasan kenapa novel ini dipilih sebagai pemenang lomba Qanita Romance adalah karena temanya: Traveling. Sejak tahun lalu (bahkan tahun ini pun), traveling begitu hits, menjadi lifestyle, banyak buku travel guide, dan kayaknya ngga kece gitu kalau ngga angkat ransel untuk jalan-jalan. Nah, sayangnya masih sangat jarang novel fiksi yang berlatar belakang traveling. K
Comments