Menurut cerita Ibu, di era mantan presiden Soeharto ada sebuah operasi pembunuhan massal yang dinamakan Petrus atau penembak misterius. Operasi yang dikomandoi ABRI ini bertujuan memberantas siapa pun yang diduga menjadi penyebab keresahan masyarakat. Culik, tembak, tinggalkan mayatnya. Kala itu, banyak preman-preman ketakutan dan menyelamatkan diri dari incaran Petrus. Salah satu cara yang dilakukan adalah menghapus tato yang sudah dirajah di tubuh mereka. Secara umum masyarakat Indonesia masih menganggap tato sebagai sesuatu yang dikaitkan dengan hal negatif. Sebagian orang menghubungkan tato dengan premanisme, kekasaran, kenakalan remaja, meskipun mereka tatoan tapi tak pakai narkoba. Apalagi kalau tato gambar sangar sebadan-badan. Saya akui saya pernah punya mindset seperti itu. Saat traveling ke Pattaya, saya pernah berkenalan dengan seorang gadis Rusia yang berprofesi sebagai tatto artist. Dia traveling ke banyak negara dan mencari uang dengan cara merajah sia...
Tim Bosscha Akhirnya, beberapa hari lalu Rhein bisa menyempatkan diri untuk pergi backpacking. Meski nggak jauh-jauh sih, cuma ke Bandung, itu pun pake ransel bukan backpack *namanya ranseling dunk?* . Meski deket dan cuma sebentar, tapi cukup menyalurkan hasrat *halah bahasanya* jalan-jalan dan menghilangkan jenuh terhadap rutinitas. Apalagi backpacking kali ini cukup spesial buat Rhein. Biasanya, Rhein cabut sendirian, terus ketemu temen-temen baru. Kali ini Rhein ajak beberapa teman dari komunitas yang beda-beda, dan ternyata... SERUUUU BANGEETTT!! Ada temen kampus, temen kantor lama, temen HAAJ, dan si pacar pun ikut pastinya. Hehe... :D bukan Power Ranger Acara utama kali ini adalah kunjungan malam ke Observaorium Bosscha. Hohoho.. Karena Bosscha ini jarang banget buka untuk kunjungan malam, Rhein khusus udah pesan tempat sejak 3 bulan sebelumnya. Apalagi peserta dibatasi, jadilah kami 8 orang berangkat bareng2 dari Gambir, Jakarta. Naik kereta api... tuutt...tuutt....
Ibu: Jadi ceritanya kamu itu dighosting ya, Teh? Me: Iya Bu. Padahal dia udah ngomongin rencana-rencana masa depan. Ibu: Ya ampun. Anak ibu diginiin. Me: Udah nggak apa-apa kok, Bu. Awalnya Teteh emang kesel. Dia ga ada komunikasi tapi akun palsunya di sosmed aktif. Sampai suatu hari, Teteh justru nemu status dia di twitter dan setuju. Awal tahun saya sempat kecewa karena lelaki, meski bukan untuk yang pertama kali ( oh God, really?? ). Kemudian saya menghandle situasi dengan cara yang sama (karena sudah terbukti berhasil di kasus lampau): olahraga, baca buku, konseling, meminta support dari orang-orang yang sayang sama saya, fokus kuliah dan kerja. (one way to know someone better was by checking their attitude on their alter account) Seminggu setelah obrolan rencana masa depan, cowok itu tidak menghubungi saya lagi. Sebulan kemudian, saya menemukan twit dia di atas. Dalam pikiran saya, "Oh, ternyata selera drakor kami berbeda karena saya nggak pernah nonton tema se...
Comments