City of Bones-Trilogi The Mortal Instruments

Clary Fray mendatangi sebuah pesta malam bersama sahabatnya, Simon. Sebuah pesta yang penuh dengan anak muda berpakaian nyentrik, sampai ia tak sengaja melihat sesosok pria tampan membuatnya penasaran untuk membuntuti. Di ujung rasa penasarannya, ia harus dikejutkan oleh pemandangan pria tersebut  justru tengah disiksa oleh dua orang pria dan seorang wanita cantik. Clary panik dan mencari pertolongan, namun lagi-lagi ia terkejut karena tak seorang pun dapat melihat apa yang sedang dilihatnya! Saat itulah babak baru dimulai dalam kehidupan Clary. Salah seorang dari ketiga penyiksa yang ditemui Clary saat pesta, terus-menerus membuntutinya. Tiba-tiba saja ibu Clary, Jocelyn, hilang tanpa jejak.  Di rumahnya, Clary diserang oleh iblis yang membuat nyawanya nyaris melayang.

Karena bahaya yang terus mengejar, Clary terpaksa tinggal bersama para Nephilim, yang ia ketahui ternyata makhluk berdarah malaikat yang diciptakan untuk menjadi Pemburu Bayangan. Salah satunya adalah Jace, pemuda dengan rambut kemasan yang membawanya pergi setelah ia diserang iblis. Clary pun akhirnya mengetahui bahwa dunia ternyata tidak hanya dihuni oleh manusia. Masih ada makhluk lain yang tidak disadari keberadaannya. Berkejaran dengan waktu, Clary dipaksa untuk menghadapi petualangan berbahaya demi menyelamatkan sang ibu. Bermacam misteri dan pertanyaan muncul. Siapa Clary sebenarnya? Ada apa dengan masa lalu yang selalu disembunyikan ibunya? Siapakah Valentine yang sangat berambisi memiliki Piala Mortal? Benang merah apa yang menghubungkan semua cerita yang dalam pikiran Clary bagai puzzle tak tersusun? Bersama dengan Jace, Clary berpetualang mencari jawaban dari semua misteri hingga pergi ke Kota Tulang.

Novel karangan Cassandra Clare ini benar-benar menarik untuk dinikmati. City of Bones,  merupakan buku pertama dari trilogi The Mortal Instruments yang akan membuka sebuah cerita fantasi penuh petualangan panjang yang dilingkupi misteri. Melalui alur cerita, kita akan dibawa ke tempat-tempat yang tidak akan disangka dapat menjadi markas kelompok manusia serigala, hotel tua yang menjadi rumah para vampir, bahkan dunia bawah tanah yang dihuni oleh makhluk yang tidak akan pernah kita sangka. Sebuah poin plus dari keunikan novel ini karena melalui penggambaran ceritanya, antara dunia nyata dan fantasi ternyata dapat hidup berdampingan. Membuat kita bertanya-tanya, apakah selama ini kita ternyata tidak pernah menyadarinya?

Tidak berbeda jauh seperti kisah fantasi lainnya, novel karya Clare ini masih mengangkat topik perebutan kekuasaan oleh kelompok tertentu. Dengan pembahasan mengenai kisah masa lalu, serta cerita masing-masing tokoh, membuat pembaca akan semakin mengerti karakter yang terbangun dari tiap peran. Kisah cinta yang rumit diselipkan menjadi bumbu cerita yang menarik. Pilihan antara sahabat yang setia atau sosok yang diimpikan.

Gaya penulisan Cassandra Clare yang mengalir dan alur yang penuh kejutan dapat membuat pembaca selalu penasaran akan cerita selanjutnya. Penggambaran setting kondisi dan situasi pun dituliskan secara mendetail sehingga kita akan merasa seolah-olah ikut dalam petualangan yang dialami semua tokoh. Sebuah novel yang dapat membangun imajinasi dan emosi setiap pembaca. Alur cerita novel ini tidak mudah ditebak, ditambah dengan ending yang menarik, sepertinya saya tidak ingin melewatkan keseluruhan cerita trilogi The Mortal Instrument ini. Bagi penggemar kisah fantasi seperti Underworld dan Twilight, novel ini jangan anda lewatkan.

Judul : City of Bones
Penulis : Cassandra Clare
Penerbit : Ufuk Press
Penerjemah Indonesia : Melody Violin
Halaman : 664 halaman
Harga : Rp. 89900

Love is real, real is love. -John Lennon-

Comments

ijul said…
pertamax gan!
*tipe-tipe komen ga penting*

haha..
komen dulu baca belakangan..
Rhein Fathia said…
@Ijul:
Dasaaaarrr... Hahaha...

Popular posts from this blog

Mein Traumhaus!

2022: Slightly Romantic Comedy

Tips Belajar IELTS (yang ngga berhasil-berhasil amat)