Jadian 6 Bulan Film yang Tertunda
Nulis postingan hari ini bukan dalam rangka memperingati Gerakan 30 September. Hanya saja setelah ditilik-tilik ternyata bulan ini Rhein belum nulis blog sama sekali. Kenapa oh kenapa? Mari mengakui saja kalau emang lagi malas. Hahaha.. Tapi nggak boleh gitu, dari dulu udah janji kalau weblog ini harus diisi minimal 1 bulan 1 tulisan. Maka, di akhir bulan ini, Rhein mau mengisinya dengan curhat sajaaaahhh..
Untuk siapa pun yang kenal dekat sama Rhein, jadi follower twitter, berteman di FB atau Path (sok tenar kamu, Rhein!), pasti pernah mendengar isu-isu kalau novel Jadian 6 Bulan akan diangkat menjadi film. Terus, kok sampai sekarang nggak ada kabarnya, sih? Progresnya udah sampai mana? Kok PHP? Pembohongan publik ya?
Ceritanya, karena banyak pembaca novel Jadian 6 Bulan memberikan respon positif setelah membaca buku tersebut, banyak dari mereka yang berkomentar "Kalau dijadikan film pasti bagus, kak." atau "Kok nggak dibuat film sekalian, kak" atau "Pesan dalam bukunya bagus, jadikan film sekalian, kak" dan komentar-komentar serupa. Karena dukungan pembaca itulah Rhein memberanikan diri menawarkan novel ini ke salah satu PH yang biasa membuat film-film Indonesia berkualitas bagus dan beberapa kali mengangkat cerita novel menjadi film. Penawaran Rhein kirim sekitar Ramadhan 2013 dan di bulan September 2013 datanglah kabar baik itu. Jeng! Jeng!
Oh sungguh hatiku gembira penuh sukacita karena cerita yang Rhein buat dan selama ini hanya bisa dinikmati dalam bentuk bacaan akan bisa dinikmati dalam jangkauan lebih luas dalam bentuk visual. Saat itu Rhein belum woro-woro ke socmed mengenai kabar ini, hanya ke keluarga & teman dekat.
Kemudian, dimulailah proses diskusi dari pihak Rhein dan PH mengenai calon film tersebut. Mau digimanain, sih? Kami banyak diskusi via email (karena Rhein di Bandung dan PH di Jakarta), lalu Rhein sempatkan datang ke kantor PH untuk diskusi lebih lanjut mengenai perjanjian dan proses ke depannya, dll. Sampai akhirnya berujung pada kesimpulan-kesimpulan yang disepakati kedua belah pihak. Draft surat perjanjian kerjasama akan dikirim via email. Saya sempat melayangkan pertanyaan,
Rhein: Aku udah boleh mulai promo kalau novel ini mau dibuat film?
Pihak PH: Oh ya, tentu boleh silakan. Kami malah seneng banget kalau penulis ikut aktif promosi untuk woro-woro.
Begitulah. Rhein pun mulai comel, cerewet promo kesana kemari. Pembaca pun senang dan terus bertanya kapan filmnya muncul, baik via FB, twitter, atau pesan WhatsApp langsung. Mereka menunggu-nunggu proses baik itu. Mereka penasaran siapa yang pantas menjadi sosok Tiara yang menjadi heroine di novel itu. Rhein senang, pembaca senang. Dan kesepakatan surat perjanjian dengan PH pun sudah didapatkan. Mereka akan mengirim print-out surat tersebut ke Rhein untuk ditanda-tangani, katanya. Proses pembuatan film akan dilakukan secepatnya.
Kemudian, surat itu tidak pernah datang. Lamaaaaa sekali. Sejak email terakhir di awal Januari tidak ada kejelasan lagi. Iya, di-PHP sodara-sodara. Rhein kirim email sekali, tidak ada tanggapan, kirim email lagi, tetap tidak ada tanggapan, kirim WhatsApp ke sekretaris perusahaan, dianya masih cuti melahirkan. Ditambah lagi pertanyaan pembaca yang terus masuk "Kapan Jadian 6 Bulan movie ada di bioskop, kak Rhein??". Kirim email bertubi-tubi ke email kantor PH, sekpro, bahkan ke produsernya langsung, ngga ada tanggapan. Dan, Rhein mulai berhenti berharap (pasang lagu Sheila on 7, Berhenti Berharap).
Tapiiii... kejelasan harus tetap Rhein dapatkan! Hey, Rhein kan membela karya hasil jerih payah sendiri, hak cipta intelektual pula. Kemudian setelah didesak, muncullah jawaban itu.
Iya, ditunda, entah sampai kapan. Bahasa halus untuk: "Novel lo nggak jadi kita buat film, deh". Kecewa? Tentu. Kecewa karena novelnya nggak dibuat film, itu jelas. Kedua, kecewa karena pihak PH seperti tidak menghargai Rhein sebagai pemilik karya itu, digantungin berbulan-bulan (6 bulan! Pas banget sama kayak judul novelnya, haha), tanpa ada itikad baik membalas email jawaban tentang proses/kendala setelah kesepakatan dibuat. Hellooww, sikap saling menghargai (komunikasi) apalagi dalam kerjasama itu penting, lho. Ketiga, kecewa karena Rhein juga nge-gantung-in pembaca, orang-orang yang pernah tahu kalau Rhein woro-woro novel ini mau dibuat film. Well, seems like this case make me did what we call it, pembohongan publik?
Novel jadi Film yang TERTUNDA |
Kemudian, ya sudahlah. Mungkin di masa lampau Rhein pernah mengecewakan banyak orang jadi ini salah satu karma. Rhein juga sempat berkontemplasi bahwa, hey.. Aku kan dari dulu memang berkarya lewat tulisan, jadi lanjutkanlah di tulisan. Kalau ada yang mau mengapresiasi dalam bentuk lain, itu urusan nanti, jangan terlalu diambil hati.
Jadi para pembaca novel Jadian 6 Bulan yang pernah dengar kalau cerita ini mau dibuat film, nunggu-nunggu penasaran, berharap (sok ye, emang ada?) muncul di bioskop, Rhein mohon maaf karena mimpi itu belum bisa terealisasi dalam waktu dekat. Rhein tidak bermaksud melakukan pembohongan publik karena kronologis cerita di atas.
So, mending tunggu novel Rhein selanjutnya aja ya! InsyAllah ini nggak PHP, udah tanda tangan perjanjian soalnya. Hahaha.. Sekitar Februari atau Maret mudah-mudahan udah beredar.
Jangan biarkan kecewa dan sedih membuatmu berhenti berkarya!
Have a nice day... :D
Love is real, real is love. -John Lennon-
Comments
tp paling tidak ada jg yg melirik, ntar juga bakal ada lirikan2 yg lain, tinggal nunggu waktu saja
aku sih berharaap coupleove yg dijadikan film hehe. amin
Yang semangat mbak, semoga PH lain ada yang mau jadiin film novelnya.
Coba ke PH yang lain Kak,,, semangat yah!!