Being Statusless and Happy
Hari ini tepat satu minggu saya menyandang status "statusless". Mau dibilang mahasiswa, ya udah lulus. Dibilang pekerja, ya ga punya pekerjaan tetap. Duh, pengangguran dunk?? Ya nggak gitu-gitu juga sih. Kalau pun bahasa gaulnya adalah pengacara alias pengangguran banyak acara, ya okelah bisa diterima. But, I really really enjoy this moment.
Freelance writer.
Sudah sejak Januari lalu saya jadi penulis freelance untuk beberapa web content. Sebuah kegiatan plus merangkap pekerjaan yang menyenangkan. Kenapa? Karena freelance. Tidak ada waktu yang terikat, suka-suka saya kapan mau mengerjakan, yang penting harus selesai sebelum deadline. Apalagi si bos justru bahagia karena saya udah lulus dan makin memberikan banyak pekerjaan. Penghasilan, tentu jauh berbeda dengan teman-teman yang karyawan bank. Masih jauh dari mencukupi kebutuhan hidup. Tapi setidaknya lumayan untuk nambah-nambah budget untuk hobi belanja saya: buku dan lipstick.
Happy Bisnis.
Saya memang tidak berencana menjadi wanita karir dan karyawati yang setiap hari ke kantor lalu saling sikut dan menjilat untuk meraih suatu jabatan. Dunia yang terlalu melelahkan dalam kacamata saya. Juga tidak bercita-cta menjadi sosok ibu rumah tangga yang hanya menunggu suami dan mengurus anak setiap harinya. Dunia yang terlalu membosankan dalam kacamata saya. Maka, saya sudah mulai mencoba belajar bisnis. Hanya bisnis kecil-kecilan namun menyenangkan karena hobi saya ikut serta di dalamnya: Belanja. Tentu saya tidak berharap akan langsung mendapat keuntungan besar dari bisnis kecil ini. Malah ditengah bokek yang melanda karena menjelang pemutusan subsidi uang jajan dari ortu, saya malah belanja barang dagangan. Duuhh.. Dompet saya makin tebel, tapi isinya nota. Ayok, mampir dan belanja di Rhein's Shop. *Promosi*
Buku
Dalam seminggu, saya sudah menamatkan 3 buah buku. Satu hal yang tidak mungkin saya lakukan saat jadi mahasiswa dulu, apalagi buku Giancoli yang tidak pernah tamat dalam 5 tahun ini *betul kan, bang Ben?* :p. Rasanya sangat-sangat membahagiakan saat membaca tanpa diganggu siapapun *bahkan si pacar*. Tenggelam dalam dunia imajinasi, merasakan menjadi tokoh atau bahkan mempelajari "isi" buku dan menyelami kondisi penulis. Saya menganggapnya sebagai supply otak dan hati.
Ladies Time
Ow...ow...ow... This is my favorite time! Jalan-jalan dengan si Cantik, ke mall, belanja, lihat-lihat gaun cantik dan mendiskusikan kapan kami bisa kursus menjahit atau desain sepatu. Tidak lupa nonton Eclipse untuk menghitung jumlah otot perut Jacob Black dan luluh dengan kalimat "I'm hotter than you". Juga merasa histeris dan pusing jika harus dihadapkan pada dua pria tampan sepertu Edward dan Jacob. Ouch... Oiya, bergosip tentu menjadi makanan utama. Sambil ngemil membicarakan para lelaki. Hahaha...
Les Vokal
Rhein?? Are you sure?? Well..Well... Banyak teman baru yang tidak menyangka saya punya tampang penyanyi. Tapi teman-teman lama saya tahu, dulu saya pernah jadi penyanyi. Maka karena kekosongan waktu, Ibu menyuruh saya les vokal. Dengan alasan, supaya kalau ada yang mau sewa organ tunggal, sound system sekaligus penyanyi dari Tenda Destarata, saya bisa ikut serta, *nasib punya Ibu pebisnis*. Jadilah si pacar kembali menjuluki saya biduan dangdut *sumpah ga banget*. Dan rasanya setelah les vokal, yang ada perut saya sakit karena sudah lama tidak bernafas menggunakan diafragma.
Wew.. beneran pengacara yah. Baru seminggu padahal. Hahaha.. Saya menjalani dengan senang hati. Sangat-sangat enjoy, merasa memiliki diri sendiri, mengendalikan hidup sendiri. Being statusless and happy.
Freelance writer.
Sudah sejak Januari lalu saya jadi penulis freelance untuk beberapa web content. Sebuah kegiatan plus merangkap pekerjaan yang menyenangkan. Kenapa? Karena freelance. Tidak ada waktu yang terikat, suka-suka saya kapan mau mengerjakan, yang penting harus selesai sebelum deadline. Apalagi si bos justru bahagia karena saya udah lulus dan makin memberikan banyak pekerjaan. Penghasilan, tentu jauh berbeda dengan teman-teman yang karyawan bank. Masih jauh dari mencukupi kebutuhan hidup. Tapi setidaknya lumayan untuk nambah-nambah budget untuk hobi belanja saya: buku dan lipstick.
Happy Bisnis.
Saya memang tidak berencana menjadi wanita karir dan karyawati yang setiap hari ke kantor lalu saling sikut dan menjilat untuk meraih suatu jabatan. Dunia yang terlalu melelahkan dalam kacamata saya. Juga tidak bercita-cta menjadi sosok ibu rumah tangga yang hanya menunggu suami dan mengurus anak setiap harinya. Dunia yang terlalu membosankan dalam kacamata saya. Maka, saya sudah mulai mencoba belajar bisnis. Hanya bisnis kecil-kecilan namun menyenangkan karena hobi saya ikut serta di dalamnya: Belanja. Tentu saya tidak berharap akan langsung mendapat keuntungan besar dari bisnis kecil ini. Malah ditengah bokek yang melanda karena menjelang pemutusan subsidi uang jajan dari ortu, saya malah belanja barang dagangan. Duuhh.. Dompet saya makin tebel, tapi isinya nota. Ayok, mampir dan belanja di Rhein's Shop. *Promosi*
Buku
Dalam seminggu, saya sudah menamatkan 3 buah buku. Satu hal yang tidak mungkin saya lakukan saat jadi mahasiswa dulu, apalagi buku Giancoli yang tidak pernah tamat dalam 5 tahun ini *betul kan, bang Ben?* :p. Rasanya sangat-sangat membahagiakan saat membaca tanpa diganggu siapapun *bahkan si pacar*. Tenggelam dalam dunia imajinasi, merasakan menjadi tokoh atau bahkan mempelajari "isi" buku dan menyelami kondisi penulis. Saya menganggapnya sebagai supply otak dan hati.
Ladies Time
Ow...ow...ow... This is my favorite time! Jalan-jalan dengan si Cantik, ke mall, belanja, lihat-lihat gaun cantik dan mendiskusikan kapan kami bisa kursus menjahit atau desain sepatu. Tidak lupa nonton Eclipse untuk menghitung jumlah otot perut Jacob Black dan luluh dengan kalimat "I'm hotter than you". Juga merasa histeris dan pusing jika harus dihadapkan pada dua pria tampan sepertu Edward dan Jacob. Ouch... Oiya, bergosip tentu menjadi makanan utama. Sambil ngemil membicarakan para lelaki. Hahaha...
Les Vokal
Rhein?? Are you sure?? Well..Well... Banyak teman baru yang tidak menyangka saya punya tampang penyanyi. Tapi teman-teman lama saya tahu, dulu saya pernah jadi penyanyi. Maka karena kekosongan waktu, Ibu menyuruh saya les vokal. Dengan alasan, supaya kalau ada yang mau sewa organ tunggal, sound system sekaligus penyanyi dari Tenda Destarata, saya bisa ikut serta, *nasib punya Ibu pebisnis*. Jadilah si pacar kembali menjuluki saya biduan dangdut *sumpah ga banget*. Dan rasanya setelah les vokal, yang ada perut saya sakit karena sudah lama tidak bernafas menggunakan diafragma.
Wew.. beneran pengacara yah. Baru seminggu padahal. Hahaha.. Saya menjalani dengan senang hati. Sangat-sangat enjoy, merasa memiliki diri sendiri, mengendalikan hidup sendiri. Being statusless and happy.
Love is real, real is love. -John Lennon-
Comments
Serius gwwwwwww.... Bener kan pasti pada ga percaya. Tunggu deh 2-3 bulan, ntar gw nyanyiin lagu-lagu ciptaan lu.. Dijamin ga laku. Hahaha...
btw, status saya candidate of civil servant, tapi saya juga senang jadi pekerja, hehehehe..
Hohoho.. kursus untuk waktu luang sangat berguna sekaleee... Yupz, jadi apapun yang penting kita senang... :)