Alasan
Saya sering bertanya-tanya pada diri sendiri, apa ya alasan saya menulis? Karena hobi, bakat, atau cari duit? Ya, semua mungkin ada benarnya. Namun itu bukan alasan utama. Saya menulis karena kebutuhan, butuh untuk mengungkap rasa. Membuka dan memilah pemikiran-pemikiran di otak yang seringkali tak sempat terucap oleh pita suara.
Sejak dulu, saya punya kelemahan dalam hal mengungkap segala macam emosi dan pemikiran secara verbal. Karena untuk bisa bicara, saya butuh merasa nyaman. Dan sulit sekali mencari rasa nyaman itu ternyata. Maka, saya lebih sering terdefinisi dalam diam.
Tapi saya sadar bahwa mengungkap emosi itu sangat penting untuk kebaikan psikologis. Maka, sejak kecil saya sudah suka menulis diary. Semua hal yang tidak pernah saya ceritakan ke orang lain, tumpah dalam tulisan-tulisan saya di diary kecil yang punya model lucu-lucu. Perasaan saya, suka, duka, gembira, tangis. Pemikiran-pemikiran saya, opini, pertanyaan, prasangka-prasangka, bahkan makian. Eh, sekarang masih tersimpan rapi loh...
Sampai sekarang, ternyata menulis tetap menjadi kebutuhan saya dalam mengungkap segala. Ada yang berubah menjadi novel, essay, artikel, cerpen. Pemikiran, imaji, dan rasa bisa terungkap di sana. Mungkin tak lagi melalui diary bermodel lucu. Blog menjadi sarana. Saya punya blog tentang artikel-artikel fisika dan astronomi, blog tentang cerita-cerita keseharian dan petualangan hidup saya. Hingga meski tanpa bicara, saya tetap bisa berbagi dengan para sahabat.
Pssstttt... saya pun masih punya 1 blog rahasia. Berisi tentang semua emosi buruk yang tak terungkap. Hihihi.. Ah, tiap orang punya sisi buruknya masing-masing, kan?
Love is real, real is love. -John Lennon-
Sejak dulu, saya punya kelemahan dalam hal mengungkap segala macam emosi dan pemikiran secara verbal. Karena untuk bisa bicara, saya butuh merasa nyaman. Dan sulit sekali mencari rasa nyaman itu ternyata. Maka, saya lebih sering terdefinisi dalam diam.
Tapi saya sadar bahwa mengungkap emosi itu sangat penting untuk kebaikan psikologis. Maka, sejak kecil saya sudah suka menulis diary. Semua hal yang tidak pernah saya ceritakan ke orang lain, tumpah dalam tulisan-tulisan saya di diary kecil yang punya model lucu-lucu. Perasaan saya, suka, duka, gembira, tangis. Pemikiran-pemikiran saya, opini, pertanyaan, prasangka-prasangka, bahkan makian. Eh, sekarang masih tersimpan rapi loh...
Sampai sekarang, ternyata menulis tetap menjadi kebutuhan saya dalam mengungkap segala. Ada yang berubah menjadi novel, essay, artikel, cerpen. Pemikiran, imaji, dan rasa bisa terungkap di sana. Mungkin tak lagi melalui diary bermodel lucu. Blog menjadi sarana. Saya punya blog tentang artikel-artikel fisika dan astronomi, blog tentang cerita-cerita keseharian dan petualangan hidup saya. Hingga meski tanpa bicara, saya tetap bisa berbagi dengan para sahabat.
Pssstttt... saya pun masih punya 1 blog rahasia. Berisi tentang semua emosi buruk yang tak terungkap. Hihihi.. Ah, tiap orang punya sisi buruknya masing-masing, kan?
Love is real, real is love. -John Lennon-
Comments
cuma bedanya aku masih blm bisa nulis novel essay artikel dll...
Kalo gw kasih tau, namanya bukan rahasia lagi...
@Dy:
Aaaahhh... mengapa kita banyak memiliki kesamaan ya?? hehehe.. someday lah, publikasikan karyamu dalam bentuk komersil. Hohoho...